Halaman Utama

Rabu, 04 November 2015

Bank Semakin Muram

Dari hari ke hari perbankan nasional semakin muram. Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berjudul Statistik Perbankan Indonesia, laba bank umum terus mengalami
penurunan. Laba bank umum di bulan Agustus tahun ini hanya mencapai Rp 86,9 triliun atau turun sebesar 8,2% dibandingkan bulan Agustus tahun sebelumnya. Dari persentasenya, penurunan laba tersebut dari bulan ke bulan semakin membesar.Turunnya laba bank umum bukan karena pendapatannya menyusut.

 Pendapatan bank masih tetap naik, tapi biaya operasional perbankan membengkak lebih besar. Akibatnya, rasio Biaya Operasional dibandingkan Pendapatan Operasional (BOPO) bank umum meningkat drastis. BOPO bank umum bulan Agustus tahun ini 81,5%. Padahal, bulan Agustus tahun sebelumnya BOPO tersebut berada di angka 76,4%.Kenaikan BOPO disebabkan membesarnya pencadangan kredit macet oleh bank umum.  Maklum, ditengah kondisi ekonomi seperti sekarang,  semakin banyak kreditor tidak mampu membayar cicilan utangnya.

Pada Agustus lalu, Kredit macet (Non Performing Loan/NPL) bank umum berada di level 2,8%, dibandingkan 2,3% pada bulan yang sama  tahun lalu.Karena NPL meningkat, bank semakin hati-hati mengucurkan kredit. Ditambah karena ekonomi semakin tidak jelas serta suku bunga kredit tinggi, tidak sedikit pengusaha mempercepat pelunasan utangnya. Akibatnya, total kredit bank umum mengalami penurunan. Agustus tahun ini total kredit bank umum sebesar Rp 3.833,7 triliun atau 1,2% lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

Walau tipis, penurunan total kredit tersebut tidak boleh dianggap remeh. Ini karena penurunan total kredit bank umum mengindikasikan pesimisme sedang melanda dunia usaha dan dunia perbankan nasional.Indikasi tersebut sejalan dengan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) Bank Indonesia bulan September 2015 , yang merosot ke level 87,8 dari 101,2 di bulan sebelumnya. Hal ini jelas menunjukkan pesimisme ekonomi sedang sedang melanda Indonesia.

Runyamnya lagi, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Bank Indonesia juga menunjukkan gejala serupa. IKK bulan September juga turun menjadi 97,5 pada September, dari 112,6 pada bulan sebelumnya.Untuk membalikkan pesismisme menjadi optimisme, pemerintah mengeluarkan paket-paket kebijakan ekonomi. Sayangnya, banyak dari paket kebijakan ekonomi tersebut, sampai sekarang belum jelas pelaksanaannya. Maklum, banyak bagian dari paket tersebut tak memiliki petunjuk pelaksanaan yang jelas.  Pemerintah memang masih berkilah bahwa kesehatan perbankan,  dilihat dari rasio kecukupan modal minimum (Capital Adequacy Ratio/CAR), masih baik.

CAR bank umum bulan Agustus tahun ini 20,7%, jauh diatas ambang batas tidak aman. Tapi, pemerintah harus ingat, kenaikan NPL dan turunnya total kredit lambat laun akan membawa CAR bank umum ikut turun.Bila kinerja perbankan semakin muram, artinya pesimisme terus berlanjut. Imbasnya, pertumbuhan ekonomi tahun depan sulit mencapai target APBN 2016 sebesar 5,5%.
Bahkan, untuk mempertahankan pertumbuhan tahun ini saja berat. Karena, konsumsi masyarakat dan kredit perbankan masih menjadi dua faktor terpenting dalam memacu pertumbuhan ekonomi dibandingkan belanja negara.

..http://googleweblight.com/?lite_url=http://indonesianreview.com/daniel-rudi/bank-semakin-muram&lc=id-ID&s=1&m=431&ts=1446633630&sig=APONPFnXW_lQNp3ez2_u0oCib9KRBLtkUA