Halaman Utama

Kamis, 05 November 2015

Perjalanan Penuh Derita Pengungsi Suriah Menuju Eropa

Jakarta, CNN Indonesia -- Yilmaz Pasha harus melalui perjalanan panjang dari Suriah

menuju Eropa, menjadi pelarian perang yang mencari aman di negeri orang. Kelaparan,
kedinginan dan kelelahan yang mewarnai perjalanan tersebut tidak serta merta memberikan kepastian akan nasib baik di akhir cerita.

Pasha, seperti diberitakan CNN, Rabu (19/8), adalah satu dari ratusan ribu warga Suriah yang mengungsi akibat perang saudara. Dia adalah aktivis yang nyawanya diincar, baik oleh rezim Bashar al-Assad maupun ISIS.Kabur dari Suriah ke Turki dua tahun lalu, butuh enam bulan bagi Pasha untuk memantapkan hati dan merencanakan perjalanan menuju Eropa. Perencanaan dimulai dengan menentukan rute. Hal ini bisa dipelajari dari sebuah grup di Facebook khusus para pengungsi, berisikan rute perjalanan, hotel dan wilayah yang ramah terhadap imigran.Seperti pengungsi lainnya, perjalanan dimulai dengan mengarungi Laut Aegean menuju Yunani dari Turki.Para penyelundup manusia telah berjaga di pinggir pantai, menyediakan beberapa perahu karet dengan motor.
 Di mata para penyelundup, pengungsi adalah uang.Satu orang harus membayar setara Rp12 juta untuk naik ke perahu seadanya itu. Penyelundup lantas bertanya, siapa di antara mereka yang siap jadi kapten kapal. Kawan Pasha mengajukan diri walau belum pernah mengemudikan perahu.
"Mereka mengatakan pada kami, 'Kau tahu cara mengemudikan sepeda atau motor, ini sama saja, mudah'.
Pertama kali kami menyalakan mesin, perahu goyang ke kanan-kiri, sangat menakutkan. Ini laut, bukan lelucon," kata Pasha.Perahu tanpa rompi pelampungAda 55 orang berdesakan di perahu sempit itu. Tidak ada rompi pelampung, padahal banyak yang tidak bisa berenang. Selama sejam perjalanan menuju Pulau Lesbos di Yunani, beberapa pengungsi tidak lepas memegang ban penyelamat di perahu.Di pulau ini mereka mendaftarkan diri dan boleh tinggal selama enam bulan sebelum ditentukan nasib selanjutnya. Namun kebanyakan pengungsi pilih beranjak lantaran Yunani sedang dilanda krisis ekonomi....http://m.cnnindonesia.com/internasional/20150820112302-120-73308/perjalanan-penuh-derita-pengungsi-suriah-menuju-eropa/